Saturday, May 28, 2011

Kista Pada Akar Gigi (Pengalaman Pribadi)


Penyebab Kista pada Gigi

Bahaya apa yang tersembunyi di balik gigi berlubang?
Dara Rosenberg, Kepala Departemen Kesehatan Gigi dan Mulut di St Barnabas Hospital, New York, AS, mengungkapkan gigi berlubang yang didiamkan terlalu lama bisa menimbulkan focus of infection.

Yaitu, suatu infeksi kronis di satu gigi yang sudah ada dalam waktu cukup lama, sehingga bisa memicu gangguan di bagian tubuh lainnya, seperti jantung, ginjal dan mata. Selain penyakit tersebut, gigi berlubang bisa timbulkan berbagai penyakit. Salah satunya adalah kista. Kista ini bisa membuat wajah tak simetris.

Ada 3 lapisan gigi, yaitu email, dentin, dan pulpa. Email adalah lapisan terluar gigi yang menutupi seluruh mahkota gigi dan merupakan bagian tubuh yang paling keras. Email dibentuk oleh sel-sel yang disebut ameloblast. Meskipun sangat keras, email rentan terhadap serangan asam, baik langsung dari makanan atau dari hasil metabolisme bakteri yang memfermentasi karbohidrat yang kita makan dan menghasilkan asam.

Dentin adalah struktur penyusun gigi terbesar. Jaringan ini jauh lebih lunak dibandingkan dengan email karena komposisi material organiknya lebih banyak daripada email, yaitu mencapai 20 persen, di mana 85 persen dari material organik tersebut adalah kolagen. Sisanya adalah air sebanyak 10 persen dan material organik 70 persen. Di daerah permukaan mahkota gigi, dentin terletak di bawah email. Tapi di bagian akar dentin ditutupi oleh sementum. Di bagian bawahnya dentin menjadi atap bagi rongga pulpa.

Pulpa adalah rongga yang berisi pembuluh darah dan syaraf. Secara anatomi, jaringan pulpa sangat berhubungan dengan dentin karena dentin menjadi atap bagi rongga pulpa. "Kalau syaraf udah kebuka, banyak kuman yang masuk. Kuman yang masuk ke dalam gigi itulah yang akan tumbuh menjadi daging. Dan itulah polip," terang drg Elsa Adhistry dari Rumah Sakit Royal Taruma, Daan Mogot, Jakarta Barat.



> Nah kalo ra sendiri mengidap gigi berlubang sekitar 2tahun yang lalu,trus dengan hati yang mantap langsung di tambal, jadi umur tambalan ra sekitar 1,5 thun... tapi entah kenapa pada akhir minggu kemaren, tambalannya copot. setelah itu sepakat mau dicabut karena copotnya tambalan mengakibatkan gigi ra jadi semakin rapuh. sewaktu tambalan copot pun tidak dirasakan adanya nyeri atau sakit sebagaimana orang yang memiliki permasalahan pada gigi. jadi alasan ra ingin mencabut gigi itu adalah karena tidak ingin terganggu karena adanya gigi berlubang di mulut ra.




Kista

Gigi yang berlubang tidak disebabkan oleh ulat, seperti yang sering dikira orang. Lubang gigi terjadi akibat pertemuan antara bakteri dan gula. Gula dari sisa makanan menjadi lubang kecil pada email gigi, kita belum merasakan sakit gigi. Lubang kecil itu selanjutnya menjadi celah bagi sisa makanan dan bakteri, sehingga lubang semakin besar dan melubangi dentin. "Rasa linu pada saat makan akan terasa sekali," ungkapnya. Hal ini akan terus terjadi sampai akhirnya gigi habis dan hanya tersisa akar gigi.

Sakit gigi tidak boleh dipandang sebelah mata. Jika didiamkan, gigi bisa bengkak dan meradang. Gigi yang berlubang mempermudah masuknya kuman penyakit menuju saluran darah, yang pada gilirannya dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit gigi lainnya. Salah satunya adalah kista.

Kista itu sendiri, menurut drg Elsa, adalah rongga patologis yang biasanya berdinding jaringan ikat dan berisi cairan kental atau semi likuid. Kista dapat berada dalam jaringan lunak ataupun keras seperti tulang. Rongga kista di dalam rongga mulut selalu dibatasi oleh epitel.

Kista periapikal adalah kista yang terbentuk pada ujung apeks atau akar gigi yang jaringan pulpanya sudah nonvital atau mati. Kista ini merupakan lanjutan dari pulpitis atau peradangan pulpa. Dapat terjadi di ujung mana pun dan dapat terjadi pada semua umur. Ukurannya pun berkisar antara 0.5-2 cm. Tapi bisa juga lebih. "Kalau kistanya membesar, bisa menyebabkan syaraf oleh kista tersebut," sambungnya.

Kista ini tidak menimbulkan keluhan atau rasa sakit, kecuali yang terinfeksi. Pada pemeriksaan radiografis, kista periapikal memperlihatkan gambaran seperti dental. Granuloma, yaitu lesi radiolusen, terlihat jelas. "Yang membedakan kista periapikal dengan dental granuloma adalah garis putih," imbuhnya.

Perbedaan mendasar adalah adanya epitel yang membatasi rongga kista. Gigi yang bersangkutan dengan kista ini biasanya tanpa gejala atau keluhan. Namun kadang batas ini tidak jelas sehingga diagnosa kista sulit ditegakkan. "Kista terjadi tidak hanya dari makanan. Bisa juga terjadi dari trauma akibat terjatuh," katanya.

Biasanya pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri dan tes perkusinya negatif. Karena berhubungan dengan pulpa yang telah mekrosis, stimulasi thermal akan menunjukkan nilai yang negatif. Gambaran kista periapikal ditandai dengan adanya rongga yang berlapiskan epitel jenis nonkeratinizing stratified squamous dengan ketebalan yang bervariasi. Dinding epithelium tersebut dapat sangat proliferatif dan memperlihatkan susunan plexiform.

Secara khas dapat dilihat proses radang dengan ditemukannya banyak sel radang, yaitu sel plasma dan sel limfosit pada dinding kista tersebut. "Biasanya baru dapat terlihat ketika sudah dirontgen dan kelihatan kerusakan pada tulang," tambahnya.



> Karena alasan tidak ingin ada gigi berlubang maka ra memutuskan untuk mencabut gigi tersebut. Selama proses pencabutan pada awalnya berjalan seperti biasa. Ra dibius untuk menghilangkan rasa sakit. dibius beberapa kali sekitar 2 ampul. Tetapi mengherankan bius tersebut tidak bereaksi ketika sang dokter ingin menarik keluar gigi. jelas hal ini menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.






 Pengobatan

Kebanyakan kista periapikal ditemukan secara tidak sengaja selama pemeriksaan rutin. Karena merupakan kelanjutan dari nekrosis pulpa, pada pemeriksaan fisik akan didapatkan tes thermal yang negatif dan tes EPT yang negatif. Periapikal terlihat sebagai gambaran radiolusen yang menempel pada apex dari akar gigi.

Pengobatan dilakukan dengan pembersihan di mana semua jaringan gusi yang mati dan karang gigi dibuang. Karena pembersihan ini menimbulkan nyeri, digunakan obat bius lokal. Beberapa hari pertama setelah pembersihan, pasien diharuskan berkumur-kumur dengan larutan hidrogen peroksida (setengah bagian hydrogen peroksida 3 persen dicampur dengan setengah bagian air) beberapa kali dalam sehari.

Selama dua minggu, pasien dapat mengunjungi dokter gigi setiap 1-2 hari. Jika bentuk dan posisi gusi tidak kembali normal, dokter gigi akan melakukan pembedahan untuk kembali membentuk gusi sebagai langkah pencegahan terhadap kekambuhan dan periodontitis.



> Efek yang ra raskan selam satu minggu kepala pusing menyut- menyut  lalu, telinga juga terasa nyeri, demam setiap hari, bergantung pada antibiotik. kalo tidak menggunakan antibiotik dan semacamnya ra merasakan sakit. menginjak hari ke 8 ra merasakan ada perubahan yaitu nyut"n tidak terlalu kentara.
lalu efek traumatik pasca pengangkatan yaitu radang sariawan disekitar mulut hingga dibagian tenggorokan. jadi selama 8 hari tidak bisa berkomunikasi banyak. sakit diakibatkan oleh radang tersebut. selain dari dokter ra sendiri mengkonsumsi berbagai obat mengatasi panas dalam. dari mulai yang bubuk, salep, cair, sampe mengkonsumsi jus maupun air kelapa setiap hari. alhamdulullah.. yang seharusnya sembuh dalam jangka

waktu 2 minggu dapat ra atasi dengan waktu 10 hari. jadi kepotong 4 hari. menurut ra 4 hari itu sangat berharga. sehat itu berharga sekali teman teman...



Lantas, bagaimana mendeteksi lebih awal?

- Raba sekeliling gigi dengan lidah. Dengan cara ini, sebenarnya, dapat mengindikasi adanya lubang pada gigi. Sayangnya, bila sudah teraba lidah, dapat menjadi tanda lubang gigi sudah cukup besar. Kerapkali, keadaan ini terjadi pada gigi geraham.

- Kerap merasa ngilu di bagian gigi, ketika mengonsumsi makanan manis, asam, atau bersuhu dingin, dapat menjadi sinyal Anda memiliki gigi berlubang. Untuk memastikan adanya lubang pada gigi dengan cepat adalah memeriksakan diri ke dokter gigi.

- Jika Anda sering mengalami migrain atau pegal-pegal di bagian leher secara kontinyu, dan tidak sembuh-sembuh, ada baiknya Anda mengecek gigi, apakah ada yang berlubang. Bila ada, jangan-jangan gigi berlubang itulah biang keladinya. Kondisi tersebut juga dapat dijadikan sinyal makin memburuknya lubang gigi.
 
Cukup menyeramkan, bukan? Untuk mencegahnya, mulailah merawat gigi agar tidak mudah bolong dan keropos.


Tapi, tanpa perlu ke dokter sebenarnya Anda bisa mendeteksi sendiri gigi berlubang. Dengan cara ini, Anda bisa mengetahui gigi berlubang lebih cepat, dan bisa segera ditangani sebelum makin parah.

No comments:

Post a Comment